Kenduri Akbar Menjadi Kebudayaan Yang Melekat Di Dusun Saradan

Kebudayan atau budaya berasal dari kata sansekerta “buddhayah”, kata jamak yang berasal dari kata”budhi” yang berarti akal. Dalam Bahasa inggris “culture”, belanda “cultuur”, dan dalam bahasa jerman “kultur”, sumber latinnya “colere” yang berarti pemeliharaan. Secara umum, arti dari kebudayaan atau budaya adalah perilaku manusia yang sebagian besar dikendalikan oleh akalnya atau budi. Manusia dibedakan dengan makhluk lainya karena budayanya. Akan tetapi, setiap budaya memiliki kandungan pengertian dan penjabaran yang sangat luas dan kompleks sehingga sangat jarang ditemukan individu yang berperilaku tidak sopan, kurang ajar, serta dikatakan tidak punya budaya.

Banyak orang mengira bahwa kebudayaan itu hanya yang berhubungan erat dengan kesenian saja, itu tidak salah, tetapi hanya satu unsur saja karena kesenian merupakan sebagian dari budaya tersebut, tetapi kurangnya masih banyak. Kebudayaan dalam ilmiah diutarakan oleh ilmuwan koentjananingrat, yaitu merupakan cultural universals

Di Dusun Saradan sendiri masih sangat kental dengan unsur kebudayaan dan adat istiadatnya, contohnya seperti Kenduri Akbar yang menjadi salah satu kebudayaan yang rutin dilakukan di Dusun Saradan. Kenduri Akbar biasanya dibagi menjadi beberapa kelompok. Satu kelompok terdiri dari warga lima RT yang punya hajat, atau mendapat giliran untuk menyediakan ambengan atau berkat yang dikemas dalam sarang. Sarang adalah anyaman yang terbuat dari daun kelapa hijau dan dibuat sedemikian rupa sehingga dapat dijadikan wadah makanan. Makanan yang ada di dalamnya yaitu terdiri dari nasi ±3 kg lengkap dengan lauk pauknya berupa tempe tahu bacem, bakmi goreng, sambel krecek tahu pong, peyek kacang, dan kerupuk kecil-kecil. Kenduri Akbar ini dipimpin oleh seorang pemuda agama islam yang fasih membaca doa-doa selamat untuk seluruh warga. Acara ini biasanya berlangsung selama kurang lebih tiga jam.

Kenduri Akbar dalam acara merti dusun ini merupakan upacara pertama sebelum acara-acara lain dilakukan, yaitu sebagai pembukaan karena Kenduri Akbar merupakan bacaan-bacaan yang diambil dari dzikir dan Al-quran. Hal ini sangat bermanfaat bagi para leluhur dan kehidupan kita. Alasan ditempatkannya Kenduri Akbar menjadi pembuka adalah agar upacara-upacara berikutnya dapat berjalan dengan lancar sehingga tidak mengalami hambatan.

Kenduri Akbar dalam acara merti dusun ini merupakan undangan dari warga tetangga desa lain yang berisi ratusan orang. Oleh karena itu, peserta Kenduri Akbar yang merupakan warga setempat tidak menerima berkat yang ada dalam acara tersebut. Penerima berkat Kenduri Akbar adalah para undangan dari tetangga desa.

Tahlil dalam acara merti dusun ini ditutup dengan doa dari para alim-ulama, para peserta Kenduri Akbar akhirnya diberikan satu sarang berkat tersebut. Tujuannya ialah agar para petani saradan dapat bersedekah kepada sesama sebagai wujud rasa syukur kepada Allah swt karena panen raya telah berhasil dilalui. Selain itu, tujuannya adalah agar panen berikutnya, Allah memberikan lebih banyak lagi dan kita dapat bersedekah lagi.

Ditulis oleh :

Rafi Rizqullah – KKN UII

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *